Subscribe:

Featured Posts

Senin, 19 Maret 2012

Indonesia Tanpa JIL - Arie Untung

Selasa, 13 Maret 2012

Serangan Udara rezim Zionist semakin Brutal.



Seorang anak Palestina meninggal dunia pada Senin (12/3/2012) pagi dan enam lainnya terluka ketika mereka tengah menuju sekolah di bagian utara Jalur Gaza. Serangan ini meningkatkan jumlah korban tewas dalam serangan udara pengecut tentara Zionis menjadi 21 orang sejak Jumat (9/3) malam dan lebih dari 100 lainnya terluka, menurut versi IMEMC.

Sumber lokal melaporkan bahwa jet tempur tentara Zionis menembakkan rudal ke sebuah sekolah di dekat stasiun gas di daerah As-Sudaniyya, barat Kota Gaza, menewaskan seorang anak dan melukai enam temannya.

Adham Abu Salmiyya, juru bicara Komite Medis dan Layanan Darurat di Gaza mengidentifikasi korban sebagai Nayef Sha'baan Qarmout dan tiga temannya yang terluka kini berada dalam kondisi kritis.

Sebelumnya pada Senin pagi, tentara Zionis membunuh dua pejuang perlawanan Palestina dari kelompok Brigade Al Quds, sayap militer Jihad Islam setelah melancarkan serangkaian serangan menargetkan wilayah selatan Jalur Gaza, Kota Gaza dan utara Gaza. Lebih dari 46 penduduk setempat, kebanyakan anak-anak dan perempuan terluka dalam serangan brutal tersebut.

Tentara Zionis memulai serangan mereka di Jalur Gaza sejak Jumat malam dan terus berlanjut hingga kemarin. Mereka mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan respon atas serangan-serangan roket yang dilancarkan Mujahidin Gaza. (haninmazaya)

Rabu, 22 April 2009

Menlu Israel: AS Akan Tunduk Dengan Kemauan Israel


Menlu Israel Avigdor Lieberman dengan pongah mengatakan bahwa Israel punya pengaruh yang tak tergoyahkan terhadap Gedung Putih dan inisiatif-inisiatif perdamaian yang melibatkan Israel.

Dalam wawancara pertamanya sejak menjabat sebagai Menlu, Lieberman mengibaratkan AS sebagai "anjing kecil piaraan" yang akan mematuhi semua perintah majikannya. Lieberman mengatakan bahwa pemerintahan AS yang dipimpin Presiden Barack Obama akan mengajukan inisiatif perdamaian baru, hanya jika Israel menginginkannya.

"Percayalah pada saya, Amerika akan menerima semua keputusan kami (Israel)," kata Lieberman dalam wawancara dengan surat kabar Rusia, Moskovskiy Komosolets.

Menlu Israel itu juga menyebut solusi dua negara sebagai "slogan yang manis tapi tidak bersubstansi". Lieberman, Yahudi keturunan Rusia ini sejak awal menolak berdamai dengan Palestina. Beberapa hari setelah diangkat menjadi Menlu, Lieberman menyatakan tidak mau menerima kesepakatan Annapolis antara Israel-Palestina, yang digagas AS pada tahun 2007. Lieberman menilai kesepakatan itu tidak menguntungkan kepentingan Israel. Pernyataan Lieberman itu menuai kritik dari berbagai negara di dunia, termasuk di Israel sendiri.

Meski Lieberman mengklaim bahwa Israel bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan AS. Pernyataan yang bertolak belakang disampaikan Kepala Intelejen Militer Israel, Amos Yadlin. Menurutnya, pemerintahan Obama sudah bertekad untuk berinisiatif dan melanjutkan proses perdamaian di Timur Tengah.

"Niat Obama adalah, meningkatkan proses perdamaian ke arah dialog yang lebih realistis dengan semua pihak, termasuk dengan elemen-elemen ekstrimis," ujar Yadlin.

Sikap Obama itu, dianggap membahayakan posisi Israel, sehigga dibahas khusus dalam rapat kabinet Israel hari Selasa kemarin yang juga dihadiri Yadlin. (ln/prtv)

reposted from : eramuslim.com

Rachael Corrie and Tom Humdall

El-Sayyid Habib: Israel Entitas yang Rasis dan Penjajah

Israel, AS, Canada, Australia, Belanda, Jerman, Itali, Perancis, Polandia, dan beberapa negara lainnya, terang-terangan memboikot Konferensi Anti Rasisme, yang berlangsung di Jenewa, Austria. Tindakan Israel dan sekutu mereka, yang terang-terangan menentang konferensi itu, karena konferensi itu mengkritik segala tindakan Israel, yang sangat kejam dan brutal terhadap rakyat Palestina selama berpuluh tahun.

Bahkan, akibat kekejaman yang dilakukan oleh rejim Zionis-Israel itu, kalangan gerakan diberbagai negara menjuluki Zionis-Israel sebagai wujud atau bentuk Nazi (Hitler) abad ini, yang dengan segala kekejaman, kebiadaban, serta kebrutalannya, yang terus berlangsung sampai hari ini. Di Israel sekarang berlangsung peringatan tentang terjadinya ‘Holocaust’, sebuah peristiwa yang terjadi di zaman Nazi, di mana orang-orang Yahudi dimasukkan kamp konsentrasi, kemudian di bantai oleh Nazi. Dan, praktek kekejaman Nazi itu, sekarang dipraktekkan secara t elanjang oleh Zionis-Israel terhadap rakyat yang tidak berdosa di Palestina dan Arab.

Wakil Mursyid ‘Aam IKhwanul Muslimin, Dr.Mohammad El-Sayyid Habib, memberikan komentar terhadap Konferensi Anti Rasisme yang berlangsung di Jenewa, dan diboikot oleh Israel serta negara Barat itu. Habibi menyatakan, bahwa sesungguhnya Zionis-Israel, tak lain adalah sebuah entitas yang sangat rasis dan penjajah. Watak atau karakter bangsa Yahudi,yang sekarang membentuk negara di tanah Palestina, dan merupakan hasil rampasan dari rakyat Palestina itu, benar-benar penjajah, yang sekarang mendapatkan perlindungan dan dukungan dari negara-negara Barat, khususnya AS.

Bukti paling nyata atas sikap rasis Israel adalah praktik-praktik politik penjajahan, pencaplokan tanah-tanah milik rakyat Palestina dengan menggunakan kekuatan militer secara biadab dan kejam, pembunuhan secara besar-besaran terhadap rakyat Palestina, pengusiran terhadap rakyat Palestina, pemenjaraan ribuan rakyat Palestina, penyiksaan terhadap rakyat Palestina, menolak kembali warga Palestina ke tanah air mereka, membiarkan pengungsi Palestina diaspora dan menjadi terlantar diberbagai negara, dan Zionis-Israel melakukan genoside terhadap rakyat Palestina di Gaza. ”Itulah catatan kejahatan Israel”, ujar Habib. Tapi, para pemimpin Barat masih menutup mata atas kejahatan yang dilakukan oleh Zionis-Israel, ungkap El-Sayyid Habib.

Menurut El-Sayyid Habib, bahwa di dalam Islam itu, tidak ada sikap rasisme, dan tidak ada perbedaan antara Arab dan non Arab, karena setiap individu mempunyai hak yang sama, dan mereka memiliki kesetaraan (equality) dalam hidup. Tidak ada rasa superioritas antara entitas satu dengan yang lainnya, mereka semua memiliki kesetaraan dan hak yang sama. Tidak orang kulit putih memiliki superioritas atas orang kulit hitam. Menurut Habib, Islam sangat lah menghormati setiap eksistensi mahluk atau manusia.

Selanjutnya, menurut El-Sayyid Habib, bahwa di dalam Islam setiap negara harus menghormati atas budaya, agama, toleran, dan nilai-nilai keadilan yang bersumber kepada Islam. Tidak ada hak sebuah negara memberlakukan secara kejam dan tidak adil atas negara lain atau penduduk di sebuah negara, seperti yang sekarang dijalankan oleh Israel, tegas El-Sayyid Habib. (m/Ikhwnwb)

sumber: Eramuslim.com

Jumat, 06 Februari 2009

Rabu, 04 Februari 2009

Kaum Muslimin Indonesia Bersatulah;

Entah apa jadinya kalau tempat tinggal kita sekarang menjadi medan pertempuran seperti yang sedang terjadi di Palestina sekarang. Mungkin sebagian dari kita tidak bisa membayangkan hidup tanpa listrik, air, makanan serta tidak dapat kemana-mana atau terpenjara.

Hampir seperti itulah juga yang pernah penulis alami, kendati keadaannya tidak serupa dengan Palestina saat ini. Kala itu penulis dan keluarga dilanda ketakutan ketika gempa berkekuatan 6.8 skala richter menghantam kota kecil Padang Panjang, 6 Maret tahun 2007, perasaan berkecamuk, seperti di teror oleh guncangan demi guncangan yang terjadi selepas itu. Rasanya, tiada tempat yang bisa di jadikan tempat perlindungan, bahkan berada di atas tanah lapang yang luas pun seolah seperti bumi siap menelan kita, dan itu berlangsung hingga beberapa hari. Satu hal yang sangat berbekas, karena walaupun penulis lahir dan tumbuh di kota ini, belum pernah mengalami gempa yang begitu dahsyatnya. Boleh jadi, beginilah keadaan yang tengah dirasakan anak anak di Gaza, Palestina sekarang, bahkan lebih dari itu. Diteror oleh dentuman bom-bom terlarang (Phosphor) yang membabi buta, meluluh lantakan tempat mereka bermain, sekolah, pasar dan masjid. Terpojok oleh tank-tank Merkava dan Abram yang menghancurkan rumah rumah mereka. Ketika helicopter tempur Apache melepaskan rudal rudal pencari panas kepada orangtua mereka. Kemana mereka akan lari dalam keadaan demikian, ketika akhirnya tubuh-tubuh mungil itu pun terbujur kaku di balik tempat tidur reruntuhan kamar tidur mereka sendiri.

Seandainya tanah air kita yang diserang seperti ini, sanggupkah kita bertahan? Bahkan melawan? beranikah? Mampukah kita berhadapan dengan peralatan super canggih mereka? Apa yang kita punya?

Persiapkanlah diri kita, tingkatkanlah kemampuan kita jika tidak ingin terjajah, jika ingin membantu sesama muslim. Walaupun saat ini kita sesungguhnya tengah sangat terjajah dalam ekonomi oleh kapitalisme bangsa-bangsa maju, tapi belum terlambat, perkuatlah ekonomi berbasis keislaman atau ekonomi syariah. Jauhi riba. Ciptakan persaudaraan muslim, janganlah terpecah belah. Umat islam akan selamat jika ia bersatu dalam satu tali yang kuat, yaitu berpeganglah pada Sumpah Pencipta mereka yang senantiasa terjaga (Al-Quran). Pada petunjuk-petunjuk sahih sang pembawa kebenaran (Hadits Rasulullah SAW). Sungguh tidak ada keraguan didalamnya. Carilah ilmu-ilmu yang dulu telah terengut dari para ilmuan Islam, pelajarilah, didiklah anak-anak kita dengan aqidah yang benar. Jangan lenakan mereka dengan hiburan dan foya-foya. Yakinkan para orang tua kita agar jangan mudah terperdaya oleh politik politik praktis yang berkembang. Rapatkan barisan. Perdalam ilmu ilmu yang kita miliki. Jauhilah rasa malas, karena memang kita sudah tak ada waktu lagi untuk itu. Kelak, secepatnya, kita atau generasi berikutnya akan merasakan, apa yang tengah dirasakan oleh anak anak Palestina saat ini, serta propaganda dan fitnah-fitnah lain yang segera menyusul. Ingatlah kehidupan dunia ini adalah ujian yang harus kita tempuh dengan sebaik-baiknya, sebelum akhirnya, tujuan terakhir dan terdekat segera menghampir. Dan Akhirat jualah tempat kembali sebaik-baiknya. Wallahu’allam. 08 Muharram 1430 H, hari ke-11 penyerangan Israel ke Gaza, Palestina.